Judul       : BG: Personal Bodyguard/Shinpen Keigonin (身辺警護人) Tahun      : 2018 Pemain    : Takuya Kimura , Nanao WHY I WATCH THIS D...

[First Impression] Jdrama BG: Personal Bodyguard/Shinpen Keigonin (2018)

20.33 Diva Beshia 0 Comments

Judul       : BG: Personal Bodyguard/Shinpen Keigonin (身辺警護人)
Tahun      : 2018
Pemain    : Takuya Kimura, Nanao


WHY I WATCH THIS DRAMA?
If there is one thing I couldn't skip in Japanese drama, the answer is : Takuya Kimura. I've been his fan since I was in elementary school. Kenapa? Karena Takuya Kimura selalu milih peran yang 'beda-beda' di setiap doramanya, ga terkecuali kali ini. 

THE PLOT (7/10)

Akira Shimazaki (Takuya Kimura) adalah seorang bodyguard sebelum berhenti dan jadi traffic security pemerintahan karena sebuah kecelakaan. Tapi Shimazaki ditarik kembali sebagai bodyguard di perusahaan tempat dia dulu bekerja, karena divisi baru telah didirikan. Dengan syarat, masa lalunya sebagai bodyguard profesional harus disembunyikan. 
Apa yang menjadi pemicu Shimazaki sempat berhenti jadi BG dan dapatkah dia mengerjakan tugas barunya dengan baik?

MY REVIEW?
Sejauh ini aku udah nonton 3 episode, and so far so good. FYI, aku ini nonton semua genre drama, jadi tanpa bumbu-bumbu kisah cinta yang banyak, kalo ceritanya menarik aku pasti lanjut nonton (apalagi ada Takuya Kimura!)
Ceritanya masih bikin penasaran banget. 
Kalo dari segi sinematografi, aku kasih 8.5/10. Kayaknya kamera yang digunakan di drama ini beda deh sama kamera dorama Jepang yang biasa aku tonton. Si BG ini diolahnya kayak film layar lebar gitu. Not to mention the opening background song <3
Akting para pemainnya juga aku suka, sangat natural. Yah, nggak bisa dipungkiri sih, yang main di drama ini semua udah 'punya nama' kecuali Nanao yang masih terbilang baru. Adegan fight dan pengambilan gambarnya juga bagus. Baru kali ini liat si Takuya Kimura ada adegan fight tangan kosong and it makes my heart flutters! 
Kalo kalian penikmat dorama Jepang non-romantis, ini aku rekomendasikan banget sih. Apalagi yang suka genre action. Happy watching!

0 comments:

Judul        : Rich Man, Poor Woman Episode  : 11 Tahun    : 2012 Pemain  : Oguri Shun , Satomi Ishihara , Saki Aibu WHY I ...

[REVIEW] Jdrama Rich Man, Poor Woman

00.59 Diva Beshia 0 Comments

Judul        : Rich Man, Poor Woman
Episode    : 11
Tahun       : 2012
Pemain     : Oguri Shun, Satomi Ishihara, Saki Aibu



WHY I WATCH THIS DRAMA?

Just because I'm a fan of jdrama, jadi kayak nggak afdol aja kalo ga nonton ini. Ratingnya lumayan tinggi, walaupun aku kurang suka sama main cast-nya.



THE PLOT (8/10)



Dikisahkan Toru Hyuga (Oguri Shun) adalah jenius tamatan SMA yang mendirikan sebuah perusahaan IT bernama Next Innovation bersama sahabat karibnya, Asahina Kousuke. Kekurangan Hyuga cuma satu, dia nggak bisa mengingat nama dan wajah orang dengan baik. Dengan teknologi yang dikembangkan di Next Innovation, Hyuga berusaha mencari keberadaan ibunya, Sawaki Chihiro, yang meninggalkannya sejak kecil.
Oguri Shun as Hyuga Toru
Sedangkan Makoto Natsui (Ishihara Satomi) adalah mahasiswi tahun terakhir di Tokyo Daigaku, univ paling bergengsi di Jepang (ya kalo di Indonesia, ibaratnya kayak ITB kali ya?). Si Natsui ini orangnya pekerja keras, kuat banget belajar dan menghafal. Sayangnya, walaupun sudah berusah payah cari kerja dia selalu gagal dalam tes interview. Suatu hari, dia memutuskan untuk apply job di Next Innovation. Sialnya, hal itu justru berakhir dengan dia dipermalukan di depan umum oleh Toru Hyuga. Merasa kesal, Natsui memalsukan identitasnya. Dia mengaku sebagai Sawaki Chihiro.

Darimana Natsui tau tentang rahasia besar Hyuga? Dan apa yang bakal terjadi diantara mereka?

THE CHARACTER (9.5/10)
Toru Hyuga 
......is an asshole *LOL* seriously. Ini karakternya nyebelin banget. Suka seenak udel sama orang lain, walaupun jenius tapi sama sekali ga peka. Sayangnya, dia bukan orang yang bisa teamwork, akibatnya jadi banyak yang merasa kesel dan berakibat buruk dengan posisinya di Next Innovation.

(1) ini jahat banget sih, asli.
(2)
Pergi ke kantor pake kaos oblong, celana, sama sendal jepit. Udah gitu jarang banget pake mobil, sukanya pake motor gede kemana-mana. Sebenernya Toru ini sederhana sekali untuk orang yang sesukses dia. Yang bikin orang-orang di sekitar Hyuga kesel itu adalah sifat egoisnya. Kalo ngomong suka sembarangan. Tapi dia ini jenuis, punya segudang ide untuk mengembangkan teknologi jadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Akibat inovasi dan ideologinya, Hyuga seringkali ditertawakan oleh pemegang saham karena idenya seringkali membutuhkan uang yang tidak sedikit. Disinilah, perjuangan Hyuga meyakinkan mereka untuk meluncurkan start up yang dia bangun untuk program pemerintah. Bukan cuma memikirkan keuntungan, dia juga memikirkan kesejahteraan rakyat Jepang lewat penemuan IT-nya.

Ishihara Satomi as Mikoto Natsui
Natsui Mikoto 
Ingatannya luar biasa. Dia bisa hafal poin penting dari setumpuk map dalam setengah jam. Kelebihannya ini sangat membantu Hyuga yang sering lupa nama dan wajah orang pas meeting penting. Dia juga pekerja keras dan bersemangat. Biar kata sering kesel sama Hyuga yang sombong, Natsui selalu mendukung Hyuga di saat susah. Bahkan sampe nolak tawaran kerja dari perusahaan lain demi mendirikan perusahaan baru bersama Hyuga yang ditendang dari Next Innovation, padahal dia sendiri ngerasain susahnya cari kerja walaupun lulusan universitas top macam Todai (Tokyo Daigaku)

Kousuke Asahina
Kousuke ini temen seperjuangan Toru membangun Next Innovation. Dia seringkali cuma jadi pihak kedua, mengikuti alur yang dibuat Toru. Orangnya diam-diam ambisius dan pengen take over jadi leader. Ya pokoknya, kepribadiannya si Kousuke ini berbanding terbalik sama Toru. Kalo Toru lebih sering nantang, dia ini main aman. 

Yoko Asahina
Adik perempuan Kousuke yang berprofesi sebagai chef. Dia dulu di luar negri, kemudian pulang ke Jepang. This girl is going to be Mikoto's rival in love. Karena dia juga menaruh rasa suka pada Toru. 

Yosuke Asari
Ini salah satu karyawan Next Innovation yang mengidolakan Toru. Sayangnya, si Toru ini ga pernah inget siapa nama dia. Kocak banget dah, cara-cara si Yosuke ini supaya Toru inget sama nama dan mukanya. Sampe nulis namanya di kaos terus dipake ke kantor.

THE CHEMISTRY (8.5/10)

Though I'm not a fan of both Oguri Shun & Ishihara Satomi, I must admit I love their chemistry.
Oguri Shun portraying Hyuga as an arrogant yet kakkoi in this drama. Gayanya yang seenak udel itu justru yang bikin aku suka. Ishihara Satomi mah emang seringnya dapet peran-peran polos (kadang menyebalkan) jadi ya... biasa aja. Yang bikin beda cuma di drama ini dia pinter banget.
The strongest point between the main lead is how they support each other through hardship.
Ini si Hyuga nyebelin banget, asli.
Meski doyan berantem dan adu mulut, mereka saling percaya dan mendukung satu sama lain walau nggak pernah ditunjukan secara gamblang. Ada juga adegan cemburu-cemburuan cinta segi empat di drama ini, walaupun nggak terlalu ditonjolkan, cuma sebagai pemanis cerita aja.

CINEMATOGRAPHY (6/10)

Lokasi syutingnya biasa aja, but we can still see the view of Japanese countryside which is quite enjoyable. Yang aku ga suka, pengambilan gambar di drama ini suka lebay ala sinetron Indonesia yang bisa tiba-tiba nge-zoom muka pemainnya mendadak.

SOUNDTRACK (5/10)

Aduhhhh... ini suara mbak-mbak yang nyanyi di OP drama ini ala anime, melengking bahagia gitu. I'm not a fond of it at all *sorry to say* aku malah doyan denger bakcsound-nya doang hehe. I put the recommendation below :


SKINSHIP (7/10)

Jangan berharap banyak sama skinship disini, karena jumlahnya sedikiiiiiit banget. Yet, I'm not disappointed at all. Chemistry antara Hyuga dan Natsui nggak ditunjukan lewat adegan cheesy romantis, tapi lebih ke perlakuan suprotif masing-masing pribadi gitu.

(1)
(2)
Adegan yang paling aku suka waktu Natsui ngasih kode dia naksir Hyuga, dan dibalas dengan kode juga. 
(1) maksudnya Natsui ngodein Hyuga kalo dia naksir LOL
(2) dan dibales dengan sedikit sarat ancaman :)

SHOULD YOU WATCH THIS DRAMA?

I thought at first this drama would be cliche as the title. Gila ga sih, judulnya kalo di Bahasa Indonesia itu 'cowok kaya, cewek miskin' berasa judul sinteron *cringe* tapi ternyata aku salah. 

Kalo berharap nonton drama ini banyak adegan romantis ala drama, juga salah! Yang doyan  romantisme banyak skinship, mending di skip aja. Tapi kalo suka drama romantis berbumbu perjuangan, motivasi, dan persahabatan I would highly recommend this! Seperti dorama Jepang pada umumnya, dari 11 episode Rich Man, Poor Woman moral value-nya cukup banyak.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Setuju banget sih sama dialog di atas. Ga banyak orang yang bisa melakukan passion-nya untuk hidup. Sebagian besar masyarakat juga nggak tau mau jadi apa, akhirnya berusaha keras masuk universitas bagus demi kehidupan yang lebih layak udah dianggap 'passion dan cita-cita'. Nonton ini tuh berasa ketampar di muka soal mimpi vs realita saat dewasa *sigh*

Either, teach you about how to behave towards others no matter how smart you are, or simply surviving di dunia kerja. Persaingan di dunia kerja itu sangat sulit, walau kualifikasi kita udah cukup.
Money is the most important, we'll do any job for it, but we won't sell our soul" - Hyuga Toru
Ya, di usia masuk dunia kerja juga semua pasti mikir duit itu yang paling penting. Tapi, kita juga ga boleh melupakan bahwa bukan hanya itu satu-satunya yang penting di dunia. This drama deliver the value really well. Karena aku suka nonton drama yang banyak pesan moralnya, so this drama is a yes for me.

Aku juga suka Oguri Shun disini (padahal dulu sempet anti banget nonton dia jadi Hanazawa Rui di Hana Yori Dango). Si Toru Hyuga ini keren banget, sumpah! Walaupun akting side cast-nya kurang banget *sigh*

Intinya, kalo emang penggemar dorama Jepang yang selalu ada 'slice of life' di baliknya, kalian pasti suka nonton ini. Aku menyarankan Rich Man, Poor Woman sebagai siraman moral value bagi yang berusia masuk dunia kerja. There are tons of things you can learn from it! 

Overall, I give 7/10 for this drama. Happy watching!

0 comments:

Dulu pas awal-awal tayang di bioskop, everybody go crazy and ranting this movie a lot. Aku baru kesampean nonton film ini pas weekend, and ...

[REVIEW] Film Coco (2017)

05.47 Diva Beshia 0 Comments

Dulu pas awal-awal tayang di bioskop, everybody go crazy and ranting this movie a lot. Aku baru kesampean nonton film ini pas weekend, and I would like to give some thoughts about whether the movie is worth the hype. 


Judul         : Coco
Durasi        : 1 jam 45 menit
Sutradara   : Lee Unkrich

THE PLOT (9/10)
Adegan pembuka film ini menceritakan tentang silsilah keluarga Rivera yang berprofesi sebagai pengrajin sepatu secara turun-temurun dari Mama Imelda, sesepuh keluarga yang ditinggalkan oleh suaminya yang mengejar mimpi demi menjadi pemusik. Karena harus menanggung biaya hidup putrinya, Coco, Mama Imelda melakukan segala cara untuk mendapatkan uang dan berakhir sebagai pioner pengrajin sepatu. Semenjak ditinggal pergi suaminya yang lebih memilih musik ketimbang keluarga kecil mereka, Mama Imelda selalu melarang keluarganya bermusik.
Foto suaminya sampe dirobek karena bagi keluarga Rivera, suami Imelda bukan lagi bagian dari keluarga.
Namun Miguel, cucu buyut Coco, diam-diam punya impian menjadi pemusik. Ia tidak ingin menjadi pengrajin sepatu. Suatu hari, Miguel ingin mengikuti audisi musik namun ketahuan oleh keluarganya yang anti-musik, dan gitarnya dirusak. Karena tidak ada dukungan dari keluarganya, Miguel nekat mencuri gitar dari kakek buyut sekaligus pemusik favoritnya yang sudah meninggal, Ernasto de La Cruz. 
Setelah mencuri gitar itu, Miguel mendadak masuk ke dalam dunia arwah dan mendapati suatu kejutan tentang rahasia keluarganya. Dapatkah Miguel kembali ke dunia dan mewujudkan mimpinya menjadi musisi?

MY REVIEW? [may contain spoiler]

This movie is awesome. 
Pixar’s attention to detail never wavers. Harapanku setiap menonton film animasi adalah keindahan adegan, warna-warna yang spektakuler (including lights, fireworks, and stuff, anything sparkle) dan Coco menyajikan itu semua dengan baik. Musik di film ini juga asik-asik, karena kebanyakan musiknya khas Mexico banget. Good job to Pixar!
(1)
(2)
(3)
Awalnya, aku kira Coco is going to be 'oh-another-family-movie-from-Pixar' walaupun aku baca animasi ini dapat banyak penghargaan. Di 45 menit durasinya, barulah kerasa 'ngena' di aku kenapa film ini pantas mendapatkan begitu banyak penghargaan. Ceritanya kental akan kehidupan orang-orang Mexico biasanya punya keluarga besar dengan segudang paman, om, nenek, buyut dsbnya (ternyata mirip sama Indonesia ya? HAHA), berkerabat dekat, doyan musik, dan percaya tahayul/tradisi. 

Di film Coco, tradisi Days of The Dead (Die de muertos) adalah hari dimana keluarga akan berkumpul untuk memberikan sesembahan berupa makanan favorit, memanjang foto leluhur yang sudah meninggal, dan berdoa agar arwah mereka dapat menyebrangi kehidupan selanjutnya. Sejujurnya, aku suka sekali film animasi yang mengangkat cerita tradisi dari satu suku bangsa dll (seperti Moana contohnya). Selain jadi tau keunikan suatu bangsa, akan selalu ada moral value yang bisa diambil.
I love how they put Frida Kahlo in Coco movie! That was hilarious!
Ceritanya juga jaw dropping. Aku nggak menyangka bahwa kakek buyut Miguel yang sebenarnya bukanlah Ernesto, si penyanyi terkenal itu, melainkan Hector, cowok berpenampilan gelandangan yang nggak bisa menyebrang lantaran keluarganya nggak menaruh fotonya di hari peringatan kematian. Ternyata selama ini Ernesto yang mencuri semua musik Hector dan membunuhnya dengan racun saat Hector ingin berhenti dari dunia musik dan lebih memilih keluarganya.

Bagian mengharukan dari Coco adalah saat Miguel bernyanyi untuk nenek buyutnya, Coco, agar Coco tidak melupakan Hector dan mereka bisa bertemu lagi di dunia arwah. It stir up my feelings. Tentu sulit dijelaskan dengan kata-kata kalo nggak menontonnya sendiri hehe.
My heart wavers when I hear them sing together <3
Film Coco secara garis besar adalah menanamkan bahwa 'family should come first' karena keluarga akan selalu ada untuk kita dalam keadaan apapun. And I think, the message delivered pretty well untuk semua yang menonton. Selain itu, perjuangan Miguel yang berumur 12 tahun demi menggapai cita-citanya juga tidak bisa dianggap remeh. I love how stubborn he is!

Saat pilihan yang bijak harus diambil antara memilih untuk mengerjar impian atau menuruti keluarga tentu merupakan daya tarik dari film ini, apalagi yang bercita-cita sebagai pemusik.

Endingnya sangat menyentuh dan kemungkinan besar bisa membuat penonton menitikkan air mata. This movie reminds me of my grandparents instantly. Neneknya si Miguel khas nenek Indonesia banget deh yang masih menjaga tardisi, doyan ngomel, tapi aslinya sayang sekali sama cucunya! Kadang sebagai cucu, kita udah jarang berkomunikasi sama mereka entah karena alasan gap umur yang cukup jauh, nggak tau topik apa yang harus dibahas, atau kurang mendengarkan nasehat mereka karena kayaknya 'nggak penting-penting amat'.

Di saat dewasa, baru deh ntar sadar bahwa nasehat mereka selama ini banyak yang bener. Rasanya langsung kangen sama mereka hehe. Setelah menonton fim ini, aku langsung bertekad kalo suatu saat punya anak, anak-anakku harus akrab dengan keluarga besar juga! It also bring up the longing feeling to meet your big family and how fun it was. Such a heart-warming movie, indeed.

(1)
(2)
(3)
(4)
Anw, apakah waktu 1 jam 45 menit layak dihabiskan untuk menonton film ini? Definitely. 

0 comments:

I'm super excited begitu denger bahwa akhirnya karya dari salah satu athor favoritku sepanjang masa a.k.a Agatha Christie akan dibikin ...

[REVIEW] Film The Murder on The Orient Express (2017)

08.13 Diva Beshia 0 Comments

I'm super excited begitu denger bahwa akhirnya karya dari salah satu athor favoritku sepanjang masa a.k.a Agatha Christie akan dibikin film dan salah satu pemerannya adalah Johny Depp (yang juga salah satu aktor favoritku!). I will give my review, as honest as usual despite being a fan of both Agatha Christe and Johny Depp. 




THE PLOT (9/10)

Dikisahkan seorang detektif Belgia nyentrik dan terkenal bernama Hercule Poirot ingin pulang ke London setelah memecahkan sebuah kasus di Yarusalem. Poirot menggunakan kereta api Orient Express. Disana, Poirot bertemu dengan seorang pria bernama Edward Rachett yang meminta tolong untuk melindunginya dari ancaman surat yang belakangan diterimanya. Ia merasa nyawanya terancam dan menawarkan puluhan ribu dollar sebagai kompensasi jasa Poirot. Dengan tegas Poirot menolak karena suatu alasan. Malamnya, Rachett ditemukan tewas ditikam dengan pisau. 

Alhasil, penumpang yang satu gerbong dengan Rachrett dan Poirot otomatis menjadi tersangka. Mereka adalah Edward Henry Masterman, Hector Macqueen, Caroline Hubbard, Pilar Estravados, Mary Debenham, Dokter Arbuthnot, Gerhard Hardman, Putri Dragomiroff, Hildegarde Schmidt, Biniamino Marquez, Count Rudolph Andrenyi, Countess Elena Andrenyi, dan Pierre Michel sang kondektur. 

Dengan daya pikir dan intuisinya, sedikit demi sedikit potongan kasus menjadi sebuah kebenaran pahit yang menyedihkan karena Edward Rachett menyimpan banyak rahasia dan duka selama hidupnya. Berhasilkan Poirot mengungkapan siapa pelaku dan motif di balik pembunuhan Rachett?

MY REVIEW?


Pertama, aku akan bahas soal jejeran para pemainnya yang pada tersohor semua. Johny Depp, Judi Dench, William Defoe, Penelope Cruz tentu menjadi daya tarik tersendiri buatku. Karena nama-nama besar mereka, aku berharap film adaptasi ini akan sangat 'wah'. 

Everyone is as suspect!

Kemampuan akting mereka sudah tidak diragukan lagi dan dengan plot yang cukup rumit, naskah film ini termasuk sangat baik dalam merangkai sequence hingga berakhir sebelum 2 jam. Percakapan dengan setiap tokoh adalah petunjuk yang bisa jadi krusial walau pertayaan dan interogerasi Poirot terkesan tidak penting. Ini adalah jenis film yang 'nggak-bisa-nengok-dikit-langsung-ketinggalan' jadi pastikan kalo nonton kontsenterasi ya biar paham keseluruhan ceritanya! Aku cukup salut dengan penulis naskahnya, karena walaupun rumit dan banyak karakter film ini masih bisa diterima dengan mudah oleh penonton.

Nevertheless, film ini bener-bener 'one man show' Poirot yang diperankan oleh sutradaranya sendiri! Kudos to Kenneth Branagh! Khas Agatha Christie, semua tokoh dalam film ini punya peran dan kebiasaan masing-masing.Tapi sayangnya, karena karakternya banyak banget ada beberapa tokoh yang terkesan kurang tereksplor. 

Secara garis besar, aku cukup puas setelah nonton filmnya. Beberapa hal sesuai ekspektasi walaupun aku belum pernah baca novel Agatha Christie yang ini, tapi aku udah sering baca serial Hercule Poirot and I love the way Kenneth portraying him! Dikisahkan Poirot adalah detektif nyentrik, perfeksionis (di adegan dia mengukur dua telur rebusnya di sarapan pagi harus rata, selalu menegur orang yang dasinya miring, dan kekesalannya karena menginjak pup unta dengan kaki kanan lalu untuk membuatnya seimbang, dia menginjak lagi pup itu dengan kaki kirinya, belum lagi kumisnya yang rada lucu itu), asertif, juga cerdas lewat dialog dan pertanyaan yang seringkali membuat kagum. Menurutku sifatnya sesuai deskripsi sang author di novel-novelnya. Walaupun dalam bayanganku si Poirot ini seharusnya lebih gendut sih. Jadi walaupun yang nonton nggak pernah baca karya Agatha Christie, karakter Hercule Poirot tersampaikan kok.

Kedua, selama nonton film ini mata kita akan disuguhi dengan pemandangan spektakuler pegunungan, suasana Yarusalem, dan salju yang menambah 'feeling' dari kasus pembunuhan Edward Rachett. 

Dibalut dengan pemadangan dan karakter yang kuat, dan ending-nya yang cukup jaw dropping, menurutku film ini worth banget. I'm a mystery maniac, dari dulu aku selalu suka nonton film yang endingnya tidak terduga dan bikin mikir. 

Selain itu, The Murder on The Orient Express membawa kita mengulik lebih dalam soal keadilan dan nilai sosialnya. Karena keadilan dari sudut pandang setiap orang yang berbeda-beda, bisa jadi malah keadilan itu jatuhnya 'main hakim sendiri'. Kita juga ikut merasakan beratnya keputusan yang diambil Hercule Poirot di akhir cerita setelah terungkapnya kasus ini. 

I give it 8/10! Happy watching!

0 comments: